Jumat, 16 Juli 2010

Mendidik Anak Ala Positive Parenting

Tidakkah Anda akan merasa lebih baik ketika orang yang otoritasnya lebih tinggi dari Anda, misal, orangtua atau bos bisa berbicara dengan nada yang nyaman? Tidakkah Anda akan merasa lebih bisa menerima ajaran atau masukan dari guru atau orang yang lebih tua dari Anda jika hal itu disampaikan dengan nada yang kalem? Begitu pun yang dirasa oleh anak Anda mengenai sikap orangtuanya. Dr. Adriana S. Ginanjar, Koordinator Klinik Terpadu Fakultas Psikolog Universitas Indonesia mengatakan, bahwa sikap positive parenting, bisa membantu menerapkan disiplin efektif dan interaksi menyenangkan antara orangtua dan anak.

Dalam presentasinya di Rumah Belajar Persada, Jatibening, beberapa waktu lalu, dr. Adriana menyampaikan bahwa positive parenting, yakni pola pengasuhan anak yang menekankan pada sikap positif. Menurutnya, positive parenting bisa dilakukan dengan membantu anak merasa bangga atas dirinya dengan menunjukkan sikap positif dan penuh kasih sayang. Tak lupa pula untuk memberi perhatian lebih saat anak mengikuti aturan, memberi bantuan, dan menunjukkan afeksi. Sementara dalam pembentukan disiplin, orangtua mengajarkannya dengan konsisten dengan konsekuensi yang jelas.

Langkah-langkah yang bisa dilakukan oleh orangtua untuk mengasuh anak dengan cara positive parenting menurut dr. Adriana adalah:
1. Mengenali Perkembangan Anak
Kenali kemampuan anak, baik kemampuan kognitif, keterampilan fisik, perkembangan emosi, caranya berinteraksi dengan orang lain, juga masalah-masalah khusus yang dihadapinya.

2. Meluangkan Waktu Berkualitas
Orangtua sebaiknya mau membuka diri untuk mengetahui dunia si kecil. Agar bisa mencoba melihat dunia dari kacamatanya. Cara yang bisa Anda lakukan adalah dengan menyediakan waktu khusus bagi anak, memberikan perhatian penuh saat meluangkan waktu berkualitas tersebut, isi dengan kegiatan menyenangkan, dan dilakukan dengan rutin. Dr. Adriana menyarankan untuk menciptakan waktu khusus sebelum tidur dengan membacakan dongeng sebelum tidur bagi anak yang masih balita. Atau bagi anak yang sudah remaja, cobalah sesekali membaca buku yang ia sedang baca, misal chicklit atau novel.

3. Memberi Dukungan dan Pujian
Tak hanya orang dewasa yang butuh diberikan pujian dan dukungan. Anak-anak pun seperti itu. Mereka butuh afirmasi dan apresiasi, terlebih dari orang yang mereka anggap penting. Dr. Adriana juga menekankan, saat akan memberikan pujian, pastikan tujuannya tepat dan spesifik. Kenali pula karakter anak, hal ini sangat penting, pada saat ingin menyampaikan pujian pada anak pun amat perlu untuk menyesuaikan cara Anda dengan karakternya. Ada anak yang suka dipuji langsung, tapi tidak di hadapan banyak orang, dan sebaliknya. Dukungan dan pujian merupakan cara untuk mengarahkan tapi tidak memaksa anak, plus merupakan cara untuk memberikan semangat agar bangkit kembali ketika ia sedang terjatuh.

4. Menjadi Model yang Baik
Bagaimana ia bisa percaya atas apa perkataan dan nasihat orangtuanya jika Anda tidak melakukan sendiri apa yang diperintahkan kepadanya? Ketika Anda ingin anak bisa berlaku sesuai yang diinginkan, sebaiknya Anda tidak hanya bicara tetapi mencontohkan dengan tingkah laku. Cobalah untuk membuka diri dan tidak "jaim" kepada anak, agar ia terbiasa untuk berdiskusi dan bertanya dengan Anda. Dengan memberi contoh yang baik, Anda juga sekaligus mendorongnya untuk menjadi anak teladan.

5. Memberikan Konsekuensi Logis
Dr. Adriana menyarankan agar Anda tidak terlalu mengekang anak. Ketika Anda sudah memberitahukan konsekuensi dari tindakan-tindakan tertentu dan ia tetap melakukan tindakan tersebut, asalkan masih dalam batas yang aman, biarkan ia merasakan konsekuensi tersebut. Kadang hal ini diperlukan untuk meredam rasa penasaran si kecil. Pastikan sangsi atau konsekuensi tersebut masih dalam batasan logis dan bisa dimengerti oleh si anak. Ini akan membantu si kecil belajar bertingkah laku. Cara ini tergolong cukup efektif.

6. Fokus Pada Tingkah Laku Positif
Jangan hanya melarang. Berikan pujian atau reward atas tindakan-tindakan positif yang baik dari si kecil. Saat akan memberikan reward, pastikan dalam bentuk yang tepat dan benar-benar disukai si kecil. Mencoba tawar-menawar dengan si kecil untuk melakukan sesuatu yang ia suka dengan tindakan yang Anda tahu sulit untuk ia lakukan akan menjadi motivasi baginya. Namun, jangan sampai untuk segala hal harus diberikan iming-iming. Abaikan tingkah laku negatif dari anak yang memancing konflik berulang.

7. Bersikap Tegas
Terapkan aturan secara konsisten. Tegurlah anak jika ia berbuat salah dan itu merupakan hal aturan yang sudah disepakati. Jangan lupa untuk bersikap adil pada semua anggota keluarga.

8. Tanamkan Nilai-nilai
Ajarkan nilai-nilai penting dalam kehidupan, seperti sopan santun, tolong-menolong, berbagi, saling mengasihi, dan toleransi. Caranya? Berikan contoh konkret dengan menjadi model. Cara lainnya bisa juga dengan pergi menjalankan ritual agama bersama keluarga.

9. Lakukan Diskusi dan Negosiasi
Diskusi dan negosiasi adalah hal yang wajar dilakukan. Saat seperti ini, penting untuk menghargai pendapat anak dan fleksibel dalam menerapkan aturan. Dengarkan pendapat si anak dan mencoba mencari pemecahan permasalahan bersama. Ajar anak untuk bekerja sama dan menghargai pendapat orang lain. Untuk anak yang sudah besar, bicarakan konsekuensi jika ada negosiasi seputar aturan.

10. Ciptakan Komunikasi Efektif
Yang namanya komunikasi efektif dengan lawan bicara, butuh kesepakatan. Dalam hubungan personal, tentu komunikasi akan lebih efektif jika terjadi dalam dua arah. Selain Anda harus bisa menyampaikan pesan dengan jelas dan berharap ia bisa mengerti, Anda juga harus bisa mendengarkan dengan hati. Mendengarkan dengan hati adalah berusaha menangkap apa yang dirasakan oleh si anak, dengan tidak emosi, fokus dan konsentrasi kepadanya, tidak terbagi dengan hal-hal lain.

11. Disiplin Jelas & Konsisten
Ketika membuat aturan di dalam keluarga, pastikan aturannya cukup jelas dan fleksibel, juga terdapat kesepakatan di antara keluarga. Jika orangtua ada ketidaksepakatan, pastikan tidak bertengkar di depan anak. Jika ada konsekuensi, beritahukan dan sepakai sejak awal. Hal-hal semacam ini akan membantu mendorong anak untuk mandiri.

Dr. Adriana menyimpulkan, dalam hal aturan, jika disampaikan dengan jelas dan sudah disepakati bersama, lalu dijalankan dengan konsisten, akan menjadi hal yang positif.

sumber: kompas.com
NAD

Editor: NF

5 Cara Atasi Anak Berbohong

Menyelesaikan masalah anak berbohong tidak bisa dengan hanya melarang. Perlu pemahaman dan kasih sayang agar upaya orangtua tidak memicu anak makin gemar berbohong. Agar berbohong tidak berlarut-larut, apalagi membuat anak dijauhi teman-teman bermainnya, segera temukan cara jitu untuk menghentikan kebiasaan buruk itu.

1. Stop Marah
Berhenti memarahi ketika anak melakukan kesalahan. Kemarahan serta hukuman yang ditimpakan atas kesalahan anak, belum tentu dipahami anak dengan maksud yang benar.

Ubah gaya orangtua menghadapi masalah dengan cara yang lebih bijak, hadapi kekurangan anak dengan sikap yang lebih baik.

2. Be Positive
Menghentikan kebohongan bisa dilakukan orangtua dengan membantu anak melihat dirinya lebih positif.

Stop membandingkan anak. Kalaupun boleh dibandingkan adalah dengan anak sebelumnya, bukan dengan orang lain.

Selain itu, tanamkan dan buat anak paham bahwa dirinya adalah individu yang unik dengan kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya.

3. Biasakan Mencari Solusi
Biasakan anak untuk mencari solusi tanpa ketakutan akan kesalahan. Lakukan dengan cara membiasakan anak berdiskusi atau belajar mengekspresikan diri lewat diskusi.

Intinya, biasakan anak mencari pemecahan masalah ataupun membicarakan kesalahan. Tanamkan dalam dirinya, kesalahan adalah sesuatu yang lumrah. Anda pun tidak selalu menindaklanjuti dengan hukuman, tapi terbuka untuk mencari solusi bersama-sama.

4. Lingkungan Lebih Luas
Menghadapi peer pressure yang kerap membuat kemampuan berbohong anak kian berkembang, orangtua sebaiknya membantu anak memiliki lingkungan dan pergaulan yang lebih luas. Menyertakan anak pada klub-klub hobi atau kelompok belajar di luar sekolah bisa menjadi pilihan, agar ia memiliki pengalaman dengan banyak teman.

5. Konsekuensi Bukan Hukuman
Ketika anak berbohong, orangtua boleh saja memberikan konsekuensi. Namun konsekuensi tidak selalu berupa hukuman. Caranya bisa dengan membalikkan situasi bila anak tidak berbohong, beri pujian meski ia telah mengakui kesalahan. Tunjukkan orangtua cukup memahami dan menghargai kejujuran anak.

sumber: kompas.com
(Laili Damayanti/Tabloid Nova)

Arena Bermain dengan Teknik "Bongkar Pasang"

KOMPAS.com - Tinggal di Jakarta memang sulit-sulit gampang. Mahalnya harga tanah membuat kita sulit memiliki rumah dengan beragam fasilitas, seperti arena bermain dan kolam berenang.

Solusi yang ditawarkan memang tak banyak. Jika kantong tak terlalu tebal, pilihan tinggal di Anami (Apartemen Sederhana Milik) yang sudah memiliki arena bermain dan fasilitas olah raga lainnya macam lapangan tenis dan kolam berenang bisa dijadikan alternatif.

Namun jika Anda sekeluarga tetap bersikeras tinggal di landed house dengan lahan yang terbatas tanpa halaman, ada beberapa alternatif juga bagi Anda dalam menyediakan arena bermain bagi anak.

Untungnya teknologi semakin maju, sehingga semua bisa diatasi walau penuh dengan keterbatasan. Teknologi bongkar pasang yang menjadi tren saat ini bisa menjadi alternatif sekaligus solusi bagi mereka yang memilki lahan terbatas namun ingin membahagiakan anak. Beberapa tip berikut yang bisa menjadi ilham bagi Anda, antara lain:

1. Perosotan atau ayunan bongkar pasang yang terbuat dari plastik akan membahagiakan putra-putri Anda. Bila hari hujan, mainan ini bahkan bisa dipasang di ruang keluarga Anda. Namun demikian, pastikan perosotan plastik yang Anda beli aman bagi kesehatan anak.

2. Tenda bermain yang berbentuk mobil-mobilan dan rumah-rumahan akan jadi sarana permainan anak yang mengasyikkan. Apalagi jika diisi dengan bola-bola plastik yang berwarna-warni. Anak akan merasa puas mandi bola di sana.

3. Ingin berenang namun tak ada lahannya? Kini banyak sekali kolam renang plastik dari berbagai ukuran yang bisa disesuaikan dengan ukuran halaman belakang Anda. Bahkan ukuran paling kecil sekalipun juga ada. Biasanya ukuran yang paling kecil ini diperuntukkan bagi bayi.

4. Bosan dengan permainan-permainan di atas, Anda bisa meletakkan karpet bergambar jalanan mobil-mobil yang akan membuat putra Anda asyik memainkan mobil-mobilannya di atas karpet.

Tip di atas hanya beberapa contoh yang bisa Anda kembangkan lagi. Yang jelas semuanya bisa dilipat atau dibereskan dan dikembalikan ke fungsi semula. Praktis dan efisien.

(AYA/Kompas Klasika)

Trik Unik Mengajak Anak Bawa Bekal

KOMPAS.com - Membawa bekal ke sekolah akan membantu orangtua dalam banyak hal. Tak hanya mengurangi pengeluaran karena menurunkan jumlah uang jajan untuk anak, orangtua juga lebih tenang karena makanan yang disajikan bisa terkontrol kebersihan dan manfaatnya untuk anak. Namun, tak mudah untuk bisa mengajak anak mau membawa bekal ke sekolah ketimbang membawa uang jajan.

Ditemui di acara seminar "Aku Bersih, Aku Sehat, Aku Hebat!" untuk guru yang digelar Tupperware beberapa waktu lalu, Dr Suramono MP, Direktur Surveilan Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM), mengatakan, dari riset yang ia lakukan beberapa waktu lalu, sebanyak 68 persen anak jajan di kantin, dan 51 persen di antaranya jajan setiap hari. Dikelilingi oleh teman-teman yang membawa bekal setiap hari tentu akan membuat si anak merasa tidak "keren" atau "gaul", karena beda sendiri. Padahal, membawa bekal ke sekolah memiliki keuntungan yang jauh lebih banyak untuk kesehatan si anak.
Di kesempatan yang sama, dr Rose Mini A. Prianto, M.Psi, psikolog anak,mengatakan, jangan hanya menyalahkan anak yang malu untuk membawa bekal ke sekolah. Para orangtua dan guru juga penting untuk mengintrospeksi diri agar bisa memberi contoh. Menurut Bunda Romi, begitu ia akrab disapa, saat mempersuasi anak, dibutuhkan pemahaman cukup dan jangan sampai saat anak bertanya, tak bisa menjawab. Kalau sudah begitu, mana mau si anak percaya. Perlu diperhatikan pula cara persuasinya, kalau mencoba mengajak si anak bawa bekal, perhatikan nada suaranya, dan jangan selalu mengiming-imingi anak dengan uang setiap kali ingin ia melakukan sesuatu.

Ditekankan lagi oleh Bunda, setidaknya ada 4 hal yang dibutuhkan untuk membuat anak mau terpersuasi, yakni;

1. Pemahaman total dari orangtua atau guru. Anak sekarang sudah cukup kritis, tak jarang mereka akan bertanya "mengapa" ia harus menghentikan kebiasaan atau ia harus berbeda dari teman-temannya. Orangtua dan guru harus memiliki pemahaman total saat harus meminta anak untuk melakukan sesuatu.

2. Keterampilan untuk mempersuasi anak dengan kreativitas tertentu. Cara bicara, cara mengambil hati anak, juga cara penyajian makanan yang sehat serta enak untuk anak.

3. Harus jeli mengetahui apa yang kira-kira akan membuat si anak mau mengikuti permintaan si orangtua. Cobalah untuk menjadi lebih kreatif dalam meminta si anak melakukan sesuatu yang Anda inginkan. Jangan selalu mengiming-imingi anak dengan uang.

4. Konsisten. Anak juga akan mendapat kesan dan pesan yang salah jika Anda tidak konsisten dengan perkataan Anda. Satu hari Anda bilang tidak boleh jajan di sekolah, di lain hari, ketika Anda tak sempat membawakannya bekal, Anda malah memberinya uang jajan.

Hal-hal di atas adalah ketika kebiasaan tersebut belum dimulai. Namun bagaimana jika sudah terlanjur dimulai? Menurut Bunda Romi, cara penanganannya pun tergantung usia, gender, kesenangan, dan beberapa aspek lain dari si anak. Karena menghentikan kebiasaan akan mencetus respon. Kebiasaan terjadi karena dimulai, jika memungkinkan, stop sebelum dimulai. Jangan pula memberi contoh anak untuk jajan di luar. Bahkan untuk membeli jajanan di luar rumah setiap sore atau setiap pulang dari suatu tempat akan memberi ide kepada si anak untuk jajan pula.

Trik Unik
Salah satu contoh yang ditawarkan oleh Bunda Romi adalah dengan mencoba mengajak anak bicara dari hati ke hati, sesuaikan dengan tingkat pemahaman dan kesukaan anak. Misal, jika si anak berusia 7 tahunan, bisa katakan, "Nak, kamu mau enggak liburan ke Bali? Kalau kamu mau, Ibu butuh bantuan, karena untuk liburan perlu uang yang cukup banyak. Kalau kamu bisa tidak jajan, dan uang jajannya ditabung, kamu bisa bantu kita liburan nanti setelah semester ini usai." Dengan cara ini, si anak memiliki tujuan.

"Cari cara untuk membuat si anak mengerti, bahwa aksi yang harus ia lakukan itu ada tujuan yang inginkan pula," jelas Bunda Romi.

Shahnaz Haque, MC dan presenter yang memiliki 3 anak memiliki cara unik. Ia mencoba membuat anak-anaknya merasa ingin membawa bekal setiap hari karena mereka akan menemukan sesuatu yang baru. Shahnaz menyadari, bahwa ia tak memiliki kemampuan untuk memasak, namun ia bisa mencoba hal kreatif lain, ia membuat surat cinta untuk anak-anaknya setiap hari.

Dua dari 3 anak Shahnaz sudah bisa membaca, di setiap bekal yang mereka bawa di pagi hari, Shahnaz menyisipkan surat untuk si anak. Isinya bisa macam-macam, bisa berisi teka-teki atau surat cinta. Misal, di suatu pagi ia akan menuliskan, "Coba, Kakak tahu atau tidak, binatang apa yang lahirnya dua kali?" Hal-hal semacam ini akan menarik perhatian si anak dan mengundang rasa ingin tahunya. Setelah itu, si anak harus menulis surat balasan untuk si ibu.

"Cara saya ini justru mengundang teman-temannya untuk selalu ingin tahu apa yang ditulis ibu anak saya setiap pagi. Bahkan anak saya selalu dikerubungi teman-temannya setiap jam istirahat. Kemudian teman-temannya membuat program bahwa setiap orangtua anak harus menulis surat untuk anaknya. Dengan cara ini pun komunikasi terjalin antara orangtua dan anak, meski orangtuanya pergi bekerja," papar Shahnaz bangga.

Bagaimana dengan Anda? Punya tips atau trik unik membujuk anak untuk membawa bekal setiap hari?

NAD
Editor: NF

Rabu, 14 Juli 2010

Warna Pup Bayi Berubah, Jangan Khawatir

Di sana akan terjadi penyerapan elemen nutrisi yang diperlukan tubuh dan sisanya seperti serat akan terbawa hingga ke usus besar dan tidak terserap sepenuhnya. Sepanjang saluran pencernaan, pup akan membawa berbagai macam variasi makanan yang ada di dalamnya, entah itu jus, bakteri, cairan lainnya, dan akan terlihat dampaknya pada pup si bayi dan juga baunya.

3. Efek dari Air Susu Ibu (ASI) vs Susu Formula
Idealnya, apa yang dimakan akan membuat perbedaan pada hasil akhir. ASI cenderung lebih diserap hampir seluruhnya dan bahkan kadangkala hanya sedikit sisa yang keluar, sehingga mungkin saja bayi tidak pup untuk beberapa hari. Akan tetapi banyak juga bayi yang mengeluarkan pup berwarna “kekuningan� setiap kali diberi ASI, setidaknya
mungkin pada beberapa kali pemberian.

Sedangkan pada bayi yang diberikan susu formula, mereka cenderung mempunyai pup yang berwarna agak gelap. Yang harus diingat adalah, bahwa setiap bayi itu berbeda dan ada banyak variasi pup yang normal.

4. Tip kecil untuk para orangtua
Jangan takut jika pup si kecil berubah-ubah, karena pergerakan saluran cernanya. Ini sangatlah normal pada bayi. pupnya akan berubah seiring dengan apa yang dimakannya dan dengan semakin berkembangnya si kecil diiringi pertumbuhan bakteri normal usus.

Sangatlah jarang bahwa perubahan warna pup menandakan adanya masalah pencernaan. Biasanya warna yang keluar menandakan ada banyak atau sedikitnya pigmen kekuningan, hijau, coklat, oranye yang diserap sepanjang saluran pencernaan.

5. Kapan saatnya untuk khawatir?
Anda boleh khawatir terhadap si bayi jika mendapatkan pupnya berwarna putih pucat untuk beberapa saat, karena bisa saja ini merupakan tanda adanya gangguan dari liver. Jika warna pup berubah menjadi hitam seperti ter, bisa saja mengarah adanya perdarahan saluran cerna bagian atas di mana darah sudah berubah menjadi warna hitam seiring pup berjalan sepanjang saluran cerna menuju ke bawah.

Jika warnanya berubah menjadi warna merah darah, mungkin saja ada perdarahan dekat saluran anus. Akan tetapi perhatikan juga bahwa warna merah bisa saja karena pengaruh obat dan pewarna makanan. Segera kontak dokter anak anda jika itu terjadi, karena mereka bisa memberitahu anda apakah benar ada darah di dalam pup si kecil.


UPGNDBAZEXU8

Oleh dr. Intan Airlina Febiliawanti

kompas.com

Botol Plastik Mengandung BPA Berbahaya Bagi Bayi

Hati-hatilah bagi anda yang memiliki bayi jangan sampai bayi anda memakai botol plastik yang mengandung BPA. Kampanye menyerukan penghapusan botol-botol bayi yang mengandung zat kimia bisphenol A dari rak-rak toko bayi merebak di Inggris. Para ilmuwan telah lama mencurigai bisphenol A –yang sering disingkat BPA– menyebabkan masalah kesehatan pada manusia. Dalam penelitian di beberapa laboratorium menunjukkan masalah pada tikus, termasuk perubahan pada sistem reproduksi.

Ilmuwan, badan amal, dan perwakilan dari National Childbirth Trust mengatakan, ada bukti ilmiah yang menarik bahwa zat kimia itu berhubungan dengan kanker payudara dan kondisi kesehatan lainnya.

Zat kimia yang secara luas digunakan dalam pembuatan plastik dan sering ditemukan dalam wadah makanan dan minuman kemasan. Beberapa ahli percaya anak-anak mungkin sangat rentan.

Pada bulan Maret, produsen botol bayi di Amerika Serikat BPA dihapus dari produk mereka, dengan mengatakan bahwa mereka melakukannya sebagai reaksi terhadap permintaan konsumen. Badan Administrasi Makanan dan Obat Amerika (FDA) saat ini sedang meninjau BPA setelah pakar mempertanyakan pandangannya bahwa BPA tetap aman untuk wadah makanan dan botol bayi.

Inggris telah merilis survei kanker payudara lebih dari 2.000 orang dewasa yang 50 persen sangat setuju dan 29 persen lainnya setuju bahwa Pemerintah Inggris bertindak dengan cara pencegahan dengan melindungi bayi dan anak-anak.

Kampanye “No More BPA”, yang dilakukan para pakar, dari perguruan tinggi di Stirling, Ulster, London, Plymouth mendesak pemerintah untuk mengadopsi pendekatan yang diambil oleh pemerintah negara lain yang telah mengakhiri penggunaan BPA dalam produk yang berhubungan dengan makanan yang dipasarkan untuk anak-anak. (tmp/bmp/sam/surgaku)

Fakta Menarik Tingkah Laku Bayi

Sebagai orang tua bayi apalagi anak pertama pasti anda tidak tahu keseluruhan arti dari tingkah laku bayi anda bahkan anda suka khawatir dengan yang terjadi pada bayi anda. Nah inilah fakta yang harus anda ketahui mengenai tingkah laku dan kebiasaan bayi

bayiApapun latar belakang etnisnya, semua bayi dilahirkan dengan kulit yang berwarna agak merah muda akibat kulit bayi yang masih sangat tipis sehingga warna pembuluh darah terlihat.

Seperti dikutip dari Askamum, Selasa 26/1/2010) masih ada beberapa fakta lain yang jarang diketahui masyarakat, yaitu:

1. Bayi yang baru lahir mengenali ibunya melalui suara yang didengarnya saat dilahirkan, sekitar 14 hari kemudian baru belajar mengenali suara ayahnya.

2. Bayi yang baru lahir selalu dilahirkan dengan mata biru, tapi warna ini bisa berubah dalam beberapa menit setelah kelahiran.

3. Wajah bayi berubah sangat cepat, biasanya wajah bayi akan terlihat sangat berbeda dalam beberapa hari.

4. Bayi laki-laki maupun perempuan lahir dengan sedikit payudara yang membengkak. Ini dikarenakan bayi menerima asupan hormon perempuan dari plasenta sebelum kelahiran.

5. Bayi hingga usia 6-7 bulan bisa bernapas dan menelan pada waktu yang bersamaan, sedangkan orang dewasa tidak bisa.

6. Bayi tidak memiliki keringat karena kelenjar keringatnya belum berkembang secara sempurna.

7. Sidik jari baru akan terbentuk saat bayi berusia 3 bulan.

8. Bayi yang baru lahir hanya terfokus pada obyek yang berjarak 25 cm dari hidungnya, diperkirakan itu adalah jarak dari payudara ibunya ke mata si bayi.

9. Bayi sering terlihat sedang tersenyum saat di USG, tapi proses kelahiran merusak suasana hatinya sehingga bayi jarang sekali tersenyum selama sekitar 1 bulan setelah kelahiran.

10. Tak peduli tanggal berapa bayi tersebut lahir, tapi di tanggal yang sama dia akan berbagi ulang tahun dengan sekitar 9 juta orang lain di seluruh dunia.

11. Saat kelahiran otak bayi terdiri lebih dari 10 juta sel saraf.

12. Rata-rata bayi tidak akan mengeluarkan air mata saat menangis hingga berusia 3-6 minggu.

13. Tangan kanan atau kiri yang akan dominan digunakan oleh bayi sudah ditentukan sejak usia kehamilan 10 minggu di dalam rahim.

14. Berat kepala bayi yang baru lahir sebesar seperempat dari total berat tubuhnya.

15. Bayi yang baru lahir tidak akan memiliki tempurung lutut, bayi akan mengembangkannya pada usia antara enam bulan sampai satu tahun.

16. Bayi memiliki indra penciuman yang sangat kuat, sehingga bayi mudah mengenali ibunya melalui penciuman sendiri.

17. Satu dari sepuluh bayi yang lahir memiliki setidaknya satu tanda lahir.

18. Bayi bernapas lebih cepat dari orang dewasa yaitu sekitar 30-50 kali dalam 1 menit, sedangkan orang dewasa sekitar 15-20 kali dalam satu menit.

19. Bayi sering merasa gugup atau takut pada jenis makanan baru. Untuk mengatasinya cobalah bermain-main sedikit dengan makanan tersebut atau meletakkan sedikit makanan pada jari telunjuknya.

20. Jantung janin mulai berdetak 3 minggu setelah pembuahan. (http://yaokelah.blogspot.com/2010/01/20-fakta-menarik-dari-polah-bayi.html)

Nutrisi yang Sangat Penting Untuk Anak

Dengan memenuhi kebutuhan nutrisi anak dengan baik dan kebiasaan makan yang sehat dapat menghindari buah hati Anda dari berbagai penyakit berbahaya. Dengan nutrisi penting dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan anak dalam masa-masa pertumbuhan mereka.

Kendati banyak orangtua memiliki pengetahuan dasar mengenai makanan sehat yang bisa membuat tubuh dan tulang anak-anak kuat, tetapi kadang, masih ada kemungkinan hilangnya beberapa nutrisi penting. Sebab anak-anak tidak memerolehnya dari makanan yang telah tersedia.

Jika Anda ingin memastikan semua kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan baik, Anda dapat memastikan nutrisi yang tepat dikonsumsi oleh buah hati tercinta.

Seperti dipaparkan Carefair, ada beberapa nutrisi yang wajib dikonsumsi anak, di antaranya:

Magnesium

Magnesium adalah salah satu nutrisi penting yang harus Anda pastikan bahwa anak-anak mendapatkan cukup dari magnesium dalam makanan mereka. Nutrisi ini penting bagi anak Anda karena memiliki kemampuan untuk menjaga agar jantung kuat, menjaga otot, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan produksi energi, dan membangun tulang yang sehat.

Untuk kesehatan tulang anak, kita cenderung tertuju pada kalsium. Tetapi tahukah Anda, separuh dari magnesium ada di dalam tulang? Itu benar.

Untuk itu, anak-anak berusia 1-3 tahun disarankan mengonsumsi magnesium 80 mg sehari. Anak-anak usia 4-8 tahun memerlukan magnesium sampai 130 mg sehari. Untuk meningkatkan asupan magnesium anak, Anda bisa mendapatkannya pada sayuran hijau, kacang-kacangan, dan gandum.

Kalium

Kalium sebagai nutrisi yang sering dikaitkan dengan pisang. Dalam hal kesehatan anak Anda, nutrisi ini memainkan peranan besar untuk mempertahankan produksi energi, otot, dan fungsi jantung, menjadikan tulang yang kuat, bahkan dapat menjaga anak Anda rentan terhadap risiko tekanan darah tinggi ketika mereka dewasa.

Anak usia 1-3 tahun perlu kalsium hingga 3.000 mg per hari, sementara anak usia 4-8 tahun memerlukan 3.800 mg per hari.

Untuk meningkatkan kalium anak bisa dengan memberikan asupan makanan seperti buah dan sayuran dalam makanan keseharian mereka. Anda pun bisa menambahkan daftar menu lain seperti susu dan daging agar anak mendapat banyak kalium.

Serat

Serat merupakan nutrisi yang biasanya dianggap penting untuk orang dewasa, tetapi ini juga penting bagi kesehatan anak. Serat tidak hanya berfungsi memperlancar buang air besar dan mengatasi sembelit, namun dapat pula mencegah diabetes tipe 2, menjaga anak-anak rentan terhadap risiko penyakit jantung, kolesterol, darah tinggi, dan menjaga bobot tubuh mereka.

Cara terbaik untuk mengetahui jumlah serat bagi buah hati adalah untuk mengonsultasikan kepada dokter anak untuk mengetahui seberapa banyak serat yang bisa dikonsumsi anak Anda.

Untuk menambah lebih banyak serat untuk anak Anda dalam makan sehari-hari, Anda bisa menyuguhkan sup lentil, kacang polong, dan sereal.

Vitamin E

Vitamin E merupakan nutrisi penting yang juga dibutuhkan anak-anak. Antioksidan ini dikenal untuk memerangi radikal bebas, tetapi juga berperan membangun sistem kekebalan tubuh yang kuat dan mempertahankan metabolisme yang baik.

Umumnya, vitamin E ditemukan dalam makanan berlemak. Untuk memastikan anak Anda mendapatkan vitamin E dalam jumlah tepat, Anda bisa memasukkan lebih banyak sayuran berdaun hijau, seperti bayam, atau kacang-kacangan dalam daftar makanan harian.
(nsa)

www.surgaku.com

Risiko Tindik Telinga Saat Masih Bayi

Kemarin kebetulan anak saya (1 bulan) di tindik oleh bidan, ternyata malamnya dia langsung nangis-nangis karena sakit, saya copot aja antingnya dan sekarang dia kembali ceria. Lalu saya googling dan mendapatkan artikel ini dari banjarmasinpost

ORANGTUA yang memiliki bayi perempuan biasanya ingin mendadani bayinya secantik mungkin termasuk memakaikan anting-anting di telinga si mungil. Orangtua berpandangan menindik telinga bayi perempuan sedini mungkin agar si anak tidak terlalu merasakan sakit.

Tindik telinga adalah prosedur yang sederhana tapi tetap memberikan ketidaknyamanan pada bayi. Orangtua memiliki pilihan untuk melakukan tindik telinga saat masih bayi karena akan berbeda halnya jika dilakukan saat anak sudah besar.

Seperti dikutip dari Pediatrics, Kamis (17/12/2009) beberapa risiko yang harus dihindari saat melakukan tindik telinga bayi, yaitu:
1. Infeksi
Bayi yang masih terlalu kecil belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang matang, sehingga jika terjadi infeksi di tempat tindik tersebut bayi tidak mampu untuk melawannya dengan baik.

2. Reaksi alergi
Bayi masih sangat rentan terhadap reaksi alergi terutama dari logam-logam yang terkandung di anting seperti nikel, perak atau emas.

3. Anting-anting bisa tertanam.
Ada kemungkinan bagian dari anting-anting tersebut masuk ke lubang tindik dan tertanam ke dalam. Meskipun hal ini bsia terjadi di semua usia, tapi saat bayi sangat sulit untuk melepasnya.

4. Terjadi luka
Pemilihan anting yang salah bisa menimbulkan luka di sekitar telinga saat bayi tersebut bergerak atau bermain, karena kulit bayi masih sangat tipis dan mudah sekali terluka atau tergores.

Tindik telinga pada bayi bukanlah suatu prosedur yang harus dilakukan sesegera mungkin. Hal ini bisa ditunda terlebih duhulu pelaksanaannya agar bayi merasa lebih aman dan memiliki risiko lebih kecil.

Jika orangtua ingin melakuakn tindik telinga pada bayi perempuannya, cobalah untuk menunggu hingga setidaknya bayi tersebut berusia minimal 3 bulan. Karena saat usia tersebut bayi sudah cukup bisa menangani infeksi ringan dan setidaknya bayi sudah mendapatkan satu kali imunisasi.

Saat ingin melakukan tindik telinga pilihlah anting yang tepat agar bisa mengurangi kemungkinan terjadinya reaksi alergi atau anting tersebut patah saat bayi menggaruk-garuk telinga karena merasa tidak nyaman. Pilihlan fasilitas yang steril dan dokter yang berpengalaman dalam melakukan tindik telinga.
(dts) www.surgaku.com

Tanda Bayi Autistik

Bagi anda yang mempunyai buah hati, pastinya akan khawatir dengan masa depan anak anda. Sebagian besar gejala autisme sudah terlihat sejak anak berusia di bawah 3 tahun. Bahkan, beberapa orangtua sudah melihat gejala autis saat bayi mereka berusia 9 bulan. Tanda-tanda autisme berikut sudah bisa dikenali sejak bayi berusia satu tahun ke atas.

1. Apakah anak Anda memiliki rasa tertarik pada anak lain? (Ya/Tidak)

2. Apakah anak Anda pernah menggunaan telunjuk untuk menunjukkan rasa tertariknya pada sesuatu? (Y/T)

3. Apakah anak Anda menatap mata Anda lebih dari satu atau dua detik? (Y/T)

4. Apakah anak Anda meniru Anda? Misalnya, bila Anda membuat raut wajah tertentu, apakah ia menirunya? (Y/T)

5. Apakah anak Anda memberi reaksi bila namanya dipanggil? (Y/T)

6. Bila Anda menunjuk pada sebuah mainan/apapun di sisi ruangan, apakah anak Anda melihat pada mainan/benda tersebut? (Y/T)

7. Apakah anak Anda pernah bermain “sandiwara” misalnya berpura-pura menyuapi boneka, berbicara di telepon, dan sebagainya? (Y/T)

Seorang anak berpeluang menyandang autis, jika minimal dua dari pertanyaan di atas dijawab Tidak. Konsultasikan hal ini kepada dokter ahli untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

Sumber: The Modified Checklist for Autism in Toddlers

Gips, Pengobatan saat si Kecil Alami Patah TulangGips, Pengobatan saat si Kecil Alami Patah Tulang

Sikecil bisa saja terjatuh saat bermain sepeda, berlari-lari, meloncat-loncat di sofa hingga terjatuh saat berolahraga.

Akibatnya, bisa saja terjadi cedera pada lengan atau kakinya. Dari luar mungkin terlihat cederanya ringan, tapi jangan pula disepelekan, ya Moms. Pasalnya bila efek trauma tersebut berdampak besar terhadap daerah tulang yang terkena cedera, bisa menyebabkan patah.

Patah tulang

Patah tulang adalah terputusnya kontinuitas dari tulang dan atau tulang rawan. Apabila anak mengalami cedera, Moms bisa curiga ia mengalami patah tulang bila menemukan gejala-gejala seperti:
1. Ada riwayat cedera/trauma.
2. Timbul rasa sakit/nyeri dan terjadi pembengkakan di daerah yang patah.
3. Terjadinya perubahan bentuk.
4. Menurunnya hingga tidak dapat digerakkan daerah anggota gerak yang mengalami patah.

Timbul bengkak dan nyeri

Rasa sakit dan pembengkakan dapat terjadi seketika ataupun beberapa saat setelah anak mengalami cedera, tergantung dari hebatnya cedera dan patah yang dialami.

Proses pembengkakan tersebut rata-rata terjadi mulai 6 hingga 3 x 24 jam dari kejadian anak mulai menangis terus, rewel dan tidak mau menggerakkan anggota geraknya. Nah, secara otomatis ia akan menyangga terus tangan yang cedera dengan tangan yang sehat.

Selain bengkak, biasanya kulit di atas tulang yang patah akan tampak kemerahan dan timbul rasa nyeri bila bagian tersebut digerakkan atau ditekan. Eits, jangan sekali-kali memijatnya, Moms, segera saja bawa si kecil ke dokter.

Bila ternyata benar ia mengalami patah tulang, mungkin tidak harus sampai dilakukan tindakan pembedahan, cukup dipasang gips. Sebelumnya, oleh dokter, dilakukan dulu proses mereposisi garis patah ke kedudukan yang baik dengan menggunakan bius umum atau tanpa melalui proses bius umum apabila kedudukan patahnya baik.

Pentingnya gips

Ada 3 fungsi utama gips. Pertama, mencegah supaya tidak terjadi pergeseran pada tulang yang patah atau retak. Kedua, tidak terjadi angulasi (perubahan bentuk) sehingga kedudukan dari tulang yang patah bisa dipertahankan dengan baik. Ketiga, menghilangkan rasa nyeri.

Nyeri hilang akibat kedudukan tulang yang patah dihambat pergerakannya. Sebenarnya, nyeri itu timbul bukan hanya karena patah tulangnya melainkan juga karena jaringan lunak lainnya di sekitar tulang ikut mengalami proses inflamasi/pembengkakan/memar di sekitar tulang yang patah.

Ada gips tahan air, loh!

Dulu, gips terbuat dari semen – disebut plaster of paris – tapi ternyata mudah rusak bila terkena air, berat, terasa lebih panas sehingga tidak praktis. Nah, sekarang ada gips yang terbuat dari bahan anti air seperti fiber. Mau tahu bagaimana prosedur pemasangan gips?

* Gips berbahan semen. Sebelum dipasang, pasien harus menggunakan stockinette yang berbahan kaos, kemudian di atas stockinette dilapisi dengan padding (bantalan) berupa kapas kering untuk memberi ruang agar aliran darah di area tersebut tidak terhambat. Barulah dipasang gips. Padding kapas, stockinette dan bahan gips semen tidak boleh basah atau terkena air.

* Gips dari bahan fiber. Sebelum dipasang, pasien dapat langsung menggunakan padding yang boleh kena air, karena padding tersebut dapat mengering apabila basah dan tidak perlu memakai stockinette. Barulah dipasang gips. Oh ya, gips tersebut akan mengering dengan sendirinya loh bila terkena air, jadi bisa tetap digunakan si kecil saat mandi atau berenang. Walau begitu, Moms harus perhatikan agar si kecil berhati-hati saat bergerak agar kedudukan tulang yang patah tidak bergeser atau berubah lagi.

Berapa Lama?

Rata-rata gips dipasang selama 2 – 8 minggu, bergantung dari jenis patahnya dan timbulnya tulang baru yang disebut callus yang berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan kedua fragmen tulang yang patah dan diasumsikan sebagai lem tulang. Callus ini mulai timbul pada anak-anak dalam waktu 10 hari – 2 minggu. Nah, adanya callus itu sebagai tanda bahwa penyembuhan sudah mulai terjadi.

Untuk memastikannya, pasien musti di-rontgen (sinar X-Ray) terlebih dulu. Melalui sinar X-Ray akan terlihat callus (lem tulang) yang berwarna putih seperti awan. Bila jumlah callus mulai banyak, harapan untuk sembuh semakin besar. Pada anak-anak, dalam kurun waktu 5 – 6 minggu, patah tulang bisa sembuh total sehingga bisa kecil bisa melakukan aktivitas seperti sediakala. Cepat sekali, bukan?

Tetap kontrol ke dokter

Setelah gips dipasang, Moms musti memerhatikan jadwal periksa ke dokter. Bila hari ini dipasang gips, maka dalam 2 X 24 jam kemudian si kecil harus datang ke dokter untuk kontrol pertama, agar dokter dapat memastikan tidak terjadi gangguan aliran darah akibat proses pembengkakan yang terjadi.

Namun, bila gips dirasa terlalu ketat, sebelum 2 X 24 jam dari jadwal periksa, segera datang ke dokter agar gips dibelah atau dibuka untuk selanjutnya dievaluasi lebih mendalam.

Berikut tanda-tanda penting yang perlu diperhatikan setelah gips dipasang:

- Timbul rasa nyeri yang terus menerus walaupun sudah meminum obat yang diresepkan dokter

- Gips dirasa terasa terlalu sempit atau ketat

- Gips menjadi longgar, patah atau retak

- Timbul tekanan dan gesekan yang kuat di bawah gips

- Timbul rasa dingin atau terjadi perubahan warna keputih-putihan atau kebiru-biruan pada organ gerak yang digips

- Anak merasakan nyeri, mati rasa atau kesemutan terus-menerus pada jari tangan atau kaki yang dibalut.

Bila hal di atas terjadi, segera hubungi dokter Anda. Kontrol kedua, biasanya dilakukan dalam 10 atau 14 hari dari pemasangan pertama atau tepatnya bila si kecil merasakan gipsnya longgar. Mengapa gips sudah mulai melonggar?

Karena bengkak sudah menghilang dan otot-otot akan menjadi agak mengecil karena tidak dapat menggunakan daerah yang patah dengan maksimal. Karena itu, gips harus dibetulkan, dibuka dan dipasang kembali (skin tight) karena gips yang longgar sudah tidak dapat mempertahankan kedudukan patah-nya lagi sehingga kedudukan patah yang baik dapat berubah menjadi jelek kembali. Demikian halnya pada gips yang retak, segera harus diganti.

Pemeriksaan selanjutnya bisa dilakukan setelah 3 minggu dari pemasangan gips pertama. Masalah lain yang sering timbul, saat gips dibuka terjadi perubahan warna kulit, karena banyak daki pada area yang digips dan sangat bau karena sudah lama terbungkus. Bulu pun dapat menjadi bertambah lebat sedikit. Tapi jangan khawatir, semua itu akan hilang dengan sendirinya.

Oh ya Moms, bila si kecil merasakan gatal pada area yang digips, sebaiknya jangan digaruk dengan menggunakan alat apapun karena bisa melukai kulitnya. Selain itu, bila alat tersebut putus di dalam gips, sangat berbahaya karena bisa memberikan penekanan pada jaringan lunaknya. Bila perlu konsultasikan terlebih dulu kepada dokter agar segera ditangani. Oh ya, untuk mempercepat penyembuhan, beri si kecil asupan kasium dan vitamin D.
(Mom& Kiddie//ftr)okezone

Bayi Bisa Belajar ketika Sedang Tidur

Mungkin anda belum tahu kemampuan sikecil tentang yang satu ini. Ternyata bayi mempunyai kehebatan yang mencengangakanm pasalnya otak bayi yang baru lahir justru berkembang dengan sangat cepat. Dalam keadaan tidur saja, bayi yang baru lahir dapat terus belajar. Bayi memang hanya bisa terjaga beberapa jam dalam sehari, namun otak mereka tidak pernah berhenti bekerja sepanjang waktu.

Para ilmuan yakin, otak bayi dapat terus menyesuaikan dan beradaptasi dengan dunia fisik, meskipun kelihatannya mereka tertidur. Sebuah penelitian yang dilakukan pada bayi berumur satu hingga dua hari, menunjukkan kemampuan mereka untuk menyerap informasi lingkungan di sekitar mereka bak “spons data” tanpa henti.

Penelitian sederhana dilakukan oleh para ahli dari Universitas Florida, pada 26 bayi baru lahir yang sedang tidur. Para peneliti memutarkan sebuah lagu yang diikuti dengan hembusan udara lembut ke kelopak mata bayi. Setelah 20 menit, sebanyak 24 bayi belajar mengantisipasi hembusan dengan sedikir menggerakkan matanya. Gelombang Otak bayi juga turut mengalami perubahan.

Dana Byrd, seorang psikolog, mengatakan, “Kami menemukan bentuk dasar pembelajaran pada bayi yang sedang tidur. Jenis pembelajaran yang tidak dapat dilihat dalam tidur orang dewasa. Mereka belajar lebih baik dari yang kita tahu.” Hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Proceeding of National Academy of Sciences juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi bayi yang tidak berkembang dengan baik, seperti bayi yang berisiko menderita disleksia atau autisme.(Telegraph/AST/AYB). ref.surgaku.com

Kenali dan Tangani Epiteliopati Kornea Sebelum Anak 2 Tahun

BANYAK orangtua tidak menyadari bahwa bulu mata bayi yang sedikit ke dalam, merupakan salah satu pertanda masalah mulai membayangi penglihatan buah hati mereka. Kenali masalah lebih dini agar tindakan pengobatan bisa segera diambil.

Dalam bidang medis, keadaan seperti ini disebut sebagai epiblepharon, yakni kelainan kelopak mata bawah. Pada kelainan ini, terjadi lipatan kulit berlebih di tepi kelopak nata bawah sehingga menyebabkan bulu mata mengarah ke kornea. Kelainan ini banyak ditemui pada ras oriental, namun tidak tertutup kemungkinan terjadi pada ras lainnya.

Epiblepharon bisa menimbulkan gangguan serius pada penglihatan. Pasien biasanya mengeluhkan mata sering berair, merah, silau, hingga dia sering menggosok-gosok mata atau sering berkedip.

“Bila epiblepharon dibiarkan dalam jangka panjang, dapat mengakibatkan masalah serius pada kornea yang sangat mengganggu penglihatan, antara lain, epiteliopati berupa bercak-bercak putih pada epitel kornea, erosi kornea, infeksi pada kornea, dan juga iregularitas kornea yang menimbulkan astigmatisma atau lebih dikenal sebagai silinder,” jelas ahli okuloplasty Dr Yunia Irawati SpM.

piteliopati kornea atau permukaan kornea yang tidak mulus biasanya terlihat pada foto pemeriksaan sebagai warna yang tidak merata. Jika pada pemeriksaan awal belum terdapat kelainan pada kornea dan usia pasien belum mencapai 2 tahun, dokter akan memberikan terapi konservatif, seperti artificial tears atau eye gel, penggunaan plester pada kelopak bawah untuk menahan bulu mata agar tidak mengenai kornea, dan follow up secara berkala untuk mengamati ada atau tidaknya kelainan kornea atau sudahkah terdapat perubahan alami pada tulang wajah, terutama di sekitar mata dengan bertambahnya usia pasien yang membuat lipatan kelopak mata bawah menjadi normal. Bila sejak pemeriksaan awal sudah ditemukan kerusakan, maka tindakan operatif harus segera dilakukan meskipun usia anak belum mencapai 2 tahun. Tindakan bedah bertujuan mencegah terjadinya kerusakan kornea lebih jauh, mengoreksi lipatan, sekaligus memperbaiki arah bulu mata Ref:surgaku.com

Mengenal Gangguan Perkembangan Motorik Anak

29 June, 2010

anakGangguan perkembangan motorik anak harus ditangani sejak dini, Anak yang sulit mengendari sepeda, mengancingkan baju atau menggunakan gunting, merupakan salah satu ciri dari gangguan perkembangan koordinasi motorik (development coordination disorder/DCD).

DCD diketahui diderita 1 dari 20 anak usia sekolah. Ciri utamanya adalah gangguan perkembangan motorik, terutama motorik halus. Sebenarnya gangguan ini mengenai motorik kasar dan motorik halus, tetapi yang sangat berpengaruh pada fungsi belajar adalah fungsi motorik halusnya.

Manifestasinya berupa perkembangan motorik anak sejak bayi hingga usia tertentu terlambat, misalnya duduk, tengkurap, merangkak, berlari. Kemampuan olahraga anak juga kurang. Anak lebih sulit mengatur keseimbangan setelah melakukan gerakan dan keseimbangan saat berdiri.

Dalam penelitian di Kanada terhadap 1.979 anak dari 75 sekolah di provinsi Ontario diketahui anak dengan DCD beresiko tiga kali lebih besar untuk kegemukan dibanding dengan anak yang tidak menderita DCD.

“Meski dulu DCD dianggap sebagai keterlambatan yang normal, saat ini hal tersebut sudah dianggap sebagai masalah kesehatan anak,” kata Dr.John Cairney, dari McMaster University, yang melakukan penelitian tentang DCD.

Anak DCD biasanya juga mengalami gangguan lain, seperti gangguan konsentrasi atau masalah keterlambatan bicara pada anak. Penanganan anak dengan DCD membutuhkan latihan-latihan khusus.

Ia menjelaskan, anak dengan fungsi koordinasi yang buruk akan berdampak pada kemampuannya melakukan aktivitas fisik dan dalam waktu lama bisa memengaruhi berat badannya. Namun, masih ada faktor lain yang juga berpengaruh pada risiko obesitas pada anak, antara lain tekanan keluarga dan sosioekonomi. ref:kompas
 
Copyright © 2010 Anak anak | Design : Noyod.Com