Kamis, 16 September 2010

Cara Merangsang Panca indera Bayi

Selama ini bayi yang baru lahir selalu menerima dan menanggapi rangsangan dari lingkungan sekitar. Karena itu orangtua harus cermat dalam memberikan rangsangan untuk buah hatinya.

Bayi yang baru lahir sebenarnya sudah bisa melihat, mendengar, merasakan, mencium dan mengenal rasa, meskipun beberapa bayi terkadang membutuhkan waktu untuk membuat kelima indera ini sepenuhnya matang. Karena semua indera di tubuhnya sudah dikembangkan sejak usia tujuh bulan dikandungan.

Kegagalan dalam memberikan rangsangan bisa berdampak buruk terhadap pertumbuhan fisik dan psikologis serta perkembangannya. Karena itu orangtua harus memahami bagaimana cara memberikan rangsangan pada bayi untuk membantunya mengenal dunia, seperti dikutip dari Howstuffworks, Selasa (15/6/2010), yaitu:

Indera perasa (sentuhan)
Salah satu cara yang paling penting untuk berkomunikasi dengan bayi adalah melalui sentuhan, karena bayi sangat menikmati setiap gerakan tangan dan gerakan yang lembut. Selama di dalam rahim bayi sudah terbiasa digoyang oleh gerakan-gerakan sang ibu, sehingga setelah lahir bayi akan merasa terhibur jika digoyang-goyangkan.

Rangsangan yang diberikan pada si kecil bisa melalui kegiatan sehari-hari seperti saat memandikan, mengganti pakaian, popok, berjalan-jalan dengan posisi bayi ada di tangan sang ibu serta merangsang bayi dengan berbagai sentuhan dan gerakan.

Indera penciuman dan rasa
Bayi yang baru lahir akan sangat cepat untuk mengenali bau terutama bau ibunya, sehingga jika ibu selalu berada di dekat bayi maka akan mudah baginya untuk mengenali bau sang ibu.

Meskipun lidah bayi belum berkembang sepenuhnya dibandingkan orang dewasa, tapi bayi sudah mulai bisa mengenal rasa manis dan juga asam atau kecut. Indera rasa ini akan semakin berkembang setelah bayi mendapatkan makanan pendamping ASI (MP-ASI), karenanya ibu harus kreatif dalam memberikan variasi makanan.

Indera pendengaran
Selama trimester terakhir kehamilan, bayi sudah bisa mendengarkan suara ibunya. Indera pendengaran ini sudah bisa dirangsang sejak bayi dilahirkan melalui suara-suara lembut, kotak musik, mainan yang menimbulkan bunyi menenangkan, mendengarkan seseorang bernyanyi atau mengajaknya berbicara. Namun bayi bisa menjadi kesal jika mendengar suara yang tajam atau keras.

Indera penglihatan
Meskipun sistem penglihatannya belum berkembang sempurna, tapi bayi bisa melihat cukup baik pada jarak tertentu terutama jarak dari hidung si kecil ke puting ibunya. Untuk merangsangnya bisa dengan memberikan beberapa pola atau benda yang menarik, seperti bermain wajah, bermain dengan kaca atau memperlihatkan mainan yang lucu dan menarik perhatiannya.

Tahapan pembelajaran untuk bayi harus melibatkan keseluruhan indera seperti penciuman, perasa, pendengaran, penglihatan dan sentuhan. Indera bayi bisa berkembang sangat cepat sama seperti pertumbuhannya. Karena itu orangtua bisa mulai memberikannya rangsangan sejak dini.

(ver/up)
Sumber: http://health.detik.com/

Alasan Anak Merengek Berdasarkan Usia atau umur anak

Orangtua seringkali dibuat pusing dan bingung jika anaknya mulai merengek. Ternyata alasan di balik rengekan anak ini berbeda-beda, tergantung dari usia si kecil.

Anak yang merengek berlebihan terkadang membuat para orangtua jengkel, tak jarang orangtua akhirnya terpaksa tunduk dan menyerah pada keinginan sang anak karena tak kuasa mendengar tangisan bahkan tindakannya yang tidak terkontrol lagi.

Seperti dikutip dari Parenting, Rabu (15/9/2010) ada beberapa alasan yang membuat anak merengek dan alasan tersebut berbeda-beda tergantung dari usia si kecil, yaitu:

Batita
Beberapa ahli mengungkapkan bahwa rengekan yang terjadi pada batita cenderung memuncak ketika anak merasa di luar kendali dan kewalahan. Hal ini disebabkan emosi yang cukup besar dirasakan anak, tapi ia tidak memiliki kosa kata yang cukup untuk mengartikulasikan rasa frustasinya. Pemicu lainnya seperti kelaparan dan kelelahan juga bisa membuat anak merengek.

Kesabaran menjadi aturan pertama ketika berhadapan dengan batita yang merengek, karena sebagian besar batita tidak tahu mengapa dirinya mengeluh.

Untuk itu tunggulah beberapa menit hingga rengekan berkurang, lalu berilah ia perhatian ekstra. Tak ada salahnya untuk mengajaknya bernyanyi atau membuat mimik wajah dan suara yang lucu sehingga anak akan tertawa dan melupakan keluhannya.

Anak usia pra-sekolah
Hampir sama seperti batita, umumnya anak pra-sekolah memiliki rasa frustasi. Selain itu ditambah dengan banyaknya perubahan, seperti mulai belajar makan sendiri, buang air kecil di kamar mandi atau memiliki saudara kandung baru, akan membuat anak menuntut perhatian yang lebih besar dari orangtuanya.

Cara menghentikannya adalah orangtua bisa melakukan beberapa trik cerdik, misalnya dengan mengajaknya bermain melalui suara-suara lucu dan meminta anak untuk menirunya. Tapi jika anak sudah berusia di atas 4 tahun, maka orangtua bisa memintanya untuk berbicara dengan nada suara yang normal dan mengatakan 'Ibu tidak bisa mengerti jika kamu terus merengek'.

Meskipun hal tersebut tidak mudah, tapi orangtua tetap harus konsisten dalam mengatasi perilaku anaknya yang suka merengek. Serta jangan lupa untuk mengucapkan terimakasih jika anak mau mengulangi permintaannya dengan nada yang sopan.

Anak usia sekolah
Ada berbagai alasan yang membuat anak merengek, yaitu merasa lelah atau lapar, merengek ketika diminta melakukan hal-hal yang tidak ingin dilakukan atau tidak disukainya dan ketika ia merasa bosan. Merengek adalah salah satu pelajaran perilaku bagi anak, jika ia berhasil meminta sesuatu melalui rengekan, maka ia akan mengulanginya untuk meminta hal yang lain.

Untuk mengatasinya, orangtua sebaiknya memberikan pengertian pada anak bahwa ia bisa meminta sesuatu secara sopan dan nada bicara yang normal. Jika akan keluar rumah, buatlah beberapa peraturan yang menunjukkan jika anak berhasil tidak merengek maka ia bisa mendapatkan permen kecil atau stiker lucu.

Jika anak sudah pintar merengek, maka orang tua pun harus lebih pintar lagi menangani rengekan anak seperti itu. Usahakan agar anak tidak menajdi rengekan sebagai salah satu cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.



Sumber: http://health.detik.com/

Agar Bayi Baru Lahir Tidak Stres dan Bosan

Jakarta, Bayi yang baru lahir bisa merasa bosan atau kesepian jika tidak ada interaksi dengan dirinya. Kondisi ini bisa merangsang timbulnya rasa stres pada bayi dan akan mempengaruhi perkembangan otaknya.

Sebaliknya jika bayi berada pada kondisi damai, maka ia tidak akan merasa bosan atau kesepian. Bermain merupakan salah satu kegiatan yang penting bagi bayi, karena bisa menciptakan suasana menyenangkan sambil memberi rangsangan pada bayi.

Namun bukan berarti orangtua bisa selalu mengajaknya bermain atau memberinya rangsangan secara bertubi-tubi. Karena hal ini bisa mengganggu waktunya untuk beristirahat serta ia tidak bisa memproses dengan baik rangsangan yang diterimanya.

Tentu saja memeluk, tersenyum dan mengajaknya berbicara secara perlahan bisa menjadi sumber rangsangan yang baik.

Selain itu ada tiga cara utama yang bisa dilakukan saat 'bermain' dengan bayi yang baru lahir dan juga memberinya rangsangan, seperti dikutip dari Babycenter, Kamis (16/9/2010), yaitu:

1. Usahakan untuk selalu membawa bayi kemanapun sang ibu pergi.
Memanjakan bayi dengan buaian atau meletakkannya di dekat sang ibu ketika melakukan pekerjaan rumah tangga, membaca atau menonton televisi akan membuatnya merasa selalu dekat dan nyaman. Kondisi ini akan menghindari bayi dari rasa stres dan orangtua tetap bisa mengajaknya bermain sambil bekerja.

2. Memberikan suasana yang sempurna bagi bayi saat ia sulit tidur.
Dengan menggendongnya, maka bayi akan merasakan irama gerakan orangtuanya yang sama baiknya dengan pijatan atau berdansa. Orangtua bisa menggunakan gendongan yang dapat menopang berat badan bayi sehingga ia merasa nyaman. Sambil menggendong bayi orangtua tetap bisa melakukan pekerjaan lain dan tetap bisa bermain atau dekat dengan bayinya yang baru lahir.

3. Memberikan bayi banyak hal baru dan berbeda untuk dilihat.
Salah satu cara sederhana untuk melakukan ini adalah mengajak bayi melihat beberapa tempat menarik. Pada awalnya mungkin bayi belum bisa melihat objek dengan jelas, tapi ia akan menikmati saat-saat bermain dengan tirai berwarna warni dan beraneka bentuk atau pohon-pohon yang bergoyang di halaman.

Hal-hal menarik yang ada di sekitar bisa dipertimbangan sebagai mainan yang baik untuk bayi yang baru lahir. Sebaiknya orangtua tidak membatasi mainan yang diberikan pada bayinya, tapi cobalah untuk menyelipkan hal-hal baru yang menyenangkan dan menarik bagi bayi.

Sumber: http://health.detik.com/
 
Copyright © 2010 Anak anak | Design : Noyod.Com